hidup adalah 10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita, dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya.

Senin, 26 September 2011

Teknik Budidaya Tanaman Wortel

1.1 TAKSONOMI WORTEL
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Umbelliferales
Famili : Umbelliferae (Apiaceae)
Genus : Daucus
Spesies : Daucus carrota L.
1.2 KANDUNGAN GIZI PADA WORTEL
Energi 173 kJ (41 kcal)
Karbohidrat 9 g
Gula 5 g
Diet serat 3 g
Lemak 0,2 g
Protein 1 g
Vitamin A 835 mg (93%)
Beta-karoten 8285 mg (77%)
Thiamine ( Vit. B1)0.04 mg (3%)
Rhiboflavin (Vit. B2)0,05 mg (3%)
Niacin (Vit. B3)1.2 mg (8%)
Vitamin B6 0,1 mg (8%)
Folat 19 mg (5%)
Kalsium 33 mg (3%)
Vitamin C 7 mg (12%)
Besi 0,66 mg (5%)
Magnesium 18 mg (5%)
Fosfor 35 mg (5%)
Kalium 240 mg (5%)
Sodium 2,4 mg (0%)

1.3 SYARAT TUMBUH
a) Iklim
Tanaman wortel merupakan sayuran dataran tinggi. Tanaman ini bisa ditanaman sepanjang tahun baik musim kemarau maupun musim hujan. Lingkungan tumbuh yang dibutuhkan yaitu dengan suhu udara yang dingin dan lembab. Untuk pertumbuhan dan produksi umbi dibutuhkan suhu udara optimal antara 15,6-21,10 C. Suhu udara yang terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil (abnormal) dan berwarna pucat/kusam. bila suhu udara terlalu rendah (sangat dingin), maka umbi yang terbentuk menjadi panjang kecil.
b) Media Tanam
Keadaan tanah yang cocok untuk tanaman wortel adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), tata udara dan tata airnya berjalan baik (tidak menggenang). Jenis tanah yang paling baik adalah andosol. Jenis tanah ini pada umumnya terdapat di daerah dataran tinggi (pegunungan). Tanaman ini dapat tumbuh baik pada keasaman tanah (pH) antara 5,5-6,5 dan untuk hasil optimal diperlukan pH 6,0-6,8. Pada tanah yang pH-nya kurang dari 5,0, tanaman wortel akan sulit membentuk umbi.

c) Ketinggian Tempat
Di Indonesia wortel umumnya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian 1.000-1.200 m dpl. Tanaman ini dapat pula ditanam di dataran medium (ketinggian lebih dari 500 m dpl.), tetapi produksi dan kualitas kurang memuaskan.
1.4 TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN WORTEL
a) Persyaratan Benih
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sumber benih yang menjadi bibit harus memenuhi syarat berikut :
-Tanaman tumbuh subur dan kuat.
- Bebas hama dan penyakit/sehat.
- Bentuknya seragam.
- Dari jenis yang berumur pendek.
- Berproduksi tinggi.
b) Penyiapan Benih
Biji (benih) wortel dapat dibeli di toko-toko sarana produksi pertanian terdekat, tetapi dapat pula membenihkan sendiri, terutama atas jenis/varietas wortel lokal dan non hibrida. Tata cara penyiapan benih wortel adalah sebagai berikut:
1. Pilih benih wortel yang baik, yakni berasal dari varietas unggul, murni, dan daya kecambahnya tinggi (lebih dari 90%).
2. Gosok-gosokan benih wortel dengan kedua belah telapak tangan agar diantara benih satu sama lain tidak berlekatan.
3. Rendam benih wortel dalam air dingin selama 12-24 jam atau dalam air hangat suam-suam kuku (600 C) selama 15 menit. Tujuan dari perendaman benih adalah mempercepat proses perkecambahannya.
4. Tiriskan benih wortel dalam suatu wadah, misal tampah hingga menjadi cukup kering. Benih wortel sudah siap ditanam (disebar) di lahan kebun.
c) Penyemaian Benih
Biji wortel di taburkan langsung di tempat penanaman, dapat disebarkan merata di bedengan atau dengan dicicir memanjang dalam barisan. Jarak barisan paling tidak 15 cm, kemudian kalau sudah tumbuh dapat dilakukan penjarangan sehingga tanaman wortel itu berjarak 3-5 cm satu sama lain. Para petani sayuran jarang menggunakan lebih dari 10 kg benih untuk tiap hektar. Biji wortel akan mulai berkecambah setelah 8-12 hari.
d) Pengolahan Lahan
- Olah tanah sedalam 30-40 cm hingga strukturnya gembur dengan alat bantu cangkul, bajak/traktor.
- Olah tanah untuk kedua kalinya dengan cangkul dan buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 120-150 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar bedengan 50-60 cm dan panjang tergantung pada keadaan lahan.
- Pembuatan lubang tanam dengan cara tanah diolah sedalam 30-40 cm.
e) Pengapuran
- Lakukan pengapuran bila pH tanah asam di bawah 5 dengan cara menaburkan bahan kapur seperti Calcit, Dolomit atau Zeagro 1 secara merata di permukaan tanah. Dosis kapur yang diberikan berkisar antara 0,75-10,24 ton/ha.
- Campurkan kapur dengan lapisan tanah atas (top soil) sambil dibalikan hingga benar-benar merata. Bila tidak turun hujan, tanah yang telah dikapur sebaiknya disiram (diairi) hingga cukup basah.
f) Penanaman
- Sebarkan (taburkan) benih wortel secara merata dalam alur-alur/garitan-garitan yang tersedia.
- Tutup benih wortel dengan tanah tipis sedalam 0,5-1 cm.
- Buat alur-alur dangkal sejauh 5 cm dari tempat benih arah barisan (memanjang) untuk meletakkan pupuk dasar. Jenis pupuk yang diberikan adalah campuran TSP ± 400 kg (± 200 kg P2 O5/ha) dengan KCl 150 kg (± 75 kg K2O/ha).
- Sebarkan pupuk tersebut secara merata, kemudian tutup dengan tanah tipis.
- Tutup tiap garitan (alur) dengan dedaunan kering atau pelepah daun pisang selama 7-10 hari untuk mencegah hanyutnya benih wortel oleh percikan (guyuran) air sekaligus berfungsi menjaga kestabilan kelembaban tanah. Setelah benih wortel tumbuh di permukaan tanah, penutup tadi segera di buka kembali.
g) Pemeliharaan Tanaman
- Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan tanaman wortel dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam. Tujuan penjarangan adalah untuk memperoleh tanaman wortel cepat tumbuh dan subur, sehingga hasil produksinya dapat tinggi.
-Penyiangan Gulma
Rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh disekitar kebun merupakan pesaing tanaman wortel dalam kebutuhan air, sinar matahari, unsur hara dan lain-lain, sehingga harus disiangi. Waktu penyiangan biasanya saat tanaman wortel berumur 1 bulan, bersamaan dengan penjarangan tanaman dan pemupukan susulan. Cara menyiangi yang baik adalah membersihkan rumput liar dengan alat bantu kored/cangkul.
-Pembubunan
Pendangiran dilakukan pada saat umur tanaman 1 bulan, yaitu pada saat tanaman akan membentuk umbi, terutama sehabis hujan. Saat pendangiran ini dilakukan juga pembubunan.
-Pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk pemupukan adalah urea atau ZA. Dosis pupuk yang sesuai adalah urea 100 kg/ha atau ZA 200 kg/ha. Waktu pemberian pupuk dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan, yakni pada saat tanaman wortel berumur 1 bulan. Cara pemupukan yang baik adalah dengan menyebarkan secara merata dalam alur-alur atau garitan-garitan dangkal atau dimasukkan ke dalam lubang pupuk (tugal) sejauh 5-10 cm dari batang wortel, kemudian segera ditutup dengan tanah dan disiram atau diairi hingga cukup basah.
-Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhannya, tanaman wortel memerlukan air yang memadai, sehingga perlu disiram (diairi) secara kontinyu 1-2 kali sehari, terutama pada musim kemarau. Bila tanaman wortel sudah tumbuh besar, maka pengairan dapat dikurangi. Hal penting yang harus diperhatikan adalah agar tanah tidak kekeringan.
1.5 HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN WORTEL
a) Hama
1. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)
Stadium hama yang merugikan tanaman adalah ulat atau larva. Bagian yang diserang bagian pucuk atau titik tumbuh tanaman wortel yang masih muda. Cirinya, berwarna coklat sampai hitam, panjangnya antara 4-5 cm dan bersembunyi di dalam tanah. Gejala yang ditimbulkan tanaman layu atau terkulai, terutama pada bagian tanaman yang dirusak hama. Pengendalian secara nonkimiawi dilakukan dengan mengumpulkan ulat pada pagi atau siang hari, dari tempat yang dicurigai bekas serangannya untuk segera dibunuh, serta menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman. Pengendalian kimiawi: dengan menggunakan insektisida Furadan 3G atau Indofuran 3G pada saat tanam atau disemprot Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Kutu daun (Aphis sp.)
Ciri-ciri : kutu daun dewasa berwarna hijau sampai hitam, hidup berkelompok di bawah daun atau pada pucuk tanaman. Gejala: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan selnya, sehingga menyebabkan daun keriting atau abnormal. Pengendalian: mengatur waktu tanam secara serempak dalam satu hamparan lahan untuk memutus siklus hidupnya.

3. Lalat atau magot (Psila rosae)
Gejala: stadium hama yang sering merusak tanaman wortel adalah larvanya. Larva masuk ke dalam umbi dengan cara menggerek atau melubanginya. Pengendalian: pergiliran tanaman dengan jenis yang tidak sefamili atau disemprot insektisida Decis 2,5 EC dan lain-lain dengan dosis yang dianjurkan.
b) Penyakit
1. Bercak daun Cercospora
Penyebab: cendawan Cercospora carotae (Pass.) Solheim. Gejala: pada daun-daun yang sudah tua timbul bercak-bercak berwarna coklat muda atau putih dengan pinggiran berwarna coklat tua sampai hitam. Pengendalian: (1) disinfeksi benih dengan larutan fungisida yang mengandung tembaga klorida satu permil selama 5 menit; (2) pergiliran tanaman dengan jenis lain yang tidak sefamili; (3) pembersihan sisa-sisa tanaman dari sekitar kebun; (4) penyemprotan fungisida yang mangkus dan sangkil seperti Dithane M-45 0,2%.
2. Nematoda bintil akar
Penyebab: mikroorganisme nematoda Sista (Heterodera carotae). Gejala: umbi dan akar tanaman wortel menjadi salah bentuk, berbenjol-benjol abnormal. Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman dengan jenis lain yang tidak sefamili, dan penggunaan nematisida seperti Rugby 10 G atau Rhocap 10 G.
3. Busuk alternaria
Penyebab: cendawan Alternaria dauci Kuhn. Gejala: Pada daun terjadi bercak-bercak kecil, berwarna coklat tua sampai hitam yang dikelilingi oleh jaringan berwarna hijau-kuning (klorotik). Pada umbi ada gejala bercak-bercak tidak beraturan bentuknya, kemudian membusuk berwarna hitam sampai hitam kelam. Pengendalian: sama dengan cara yang dilakukan pada Cercospora.


1.6 PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN WORTEL
a) Panen
- Ciri dan Umur Panen
1. Tanaman wortel yang telah berumur ± 3 bulan sejak sebar benih atau tergantung varietasnya. Varietas Ideal dipanen pada umur 100-120 hari setelah tanam (hst). Varietas Caroline 95 hst., Varietas All Season Cross 120 hst., Varietas Royal Cross 110 hst., Kultivar lokal Lembang 100-110 hst.
2. Ukuran umbi telah maksimal dan tidak terlalu tua. Panen yang terlalu tua (terlambat) dapat menyebabkan umbi menjadi keras dan berkatu, sehingga kualitasnya rendah atau tidak laku dipasarkan. Demikian pula panen terlalu awal hanya akan menghasilkan umbi berukuran kecil-kecil, sehingga produksinya menurun (rendah).
- Cara Panen
Cara panen wortel relatif gampang, yaitu dengan mencabut seluruh tanaman bersama umbinya. Tanaman yang baik dan dipelihara secara intensif dapat menghasilkan umbi antara 20-30 ton/hektar.
b) Pasca Panen
- Pengumpulan
Kumpulkan seluruh rumpun (tanaman) wortel yang usai dipanen pada suatu tempat yang strategis, misalnya di pinggir kebun yang teduh, atau di gudang penyimpanan hasil.
- Penyortiran dan Penggolongan
Pilih umbi yang baik sambil memisahkan umbi yang rusak, cacat, atau busuk secara tersendiri. Kemudian klasifikasikan umbi wortel yang baik berdasarkan ukuran dan bentuknya yang seragam.
- Penyimpanan
Simpan hasil panen wortel dalam wadah atau ruangan yang suhunya dingin dan berventilasi baik.
- Pengemasan dan Pengangkutan
Ikat umbi wortel menjadi ikatan-ikatan tertentu sehingga praktis dalam pengangkutan dan penyimpanannya. Potong sebagian tangkai daun untuk disisakan sekitar 15-20 cm. Kemudian angkut hasil wortel ke pasar dengan menggunakan alat angkut yang tersedia di daerah setempat.

1.7 POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI
Di Indonesia budidaya wortel pada mulanya hanya terkonsentrasi di Jawa Barat, namun dalam perkembangannya menyebar luas ke daerah-daerah sentra sayuran di Jawa dan Luar Jawa. Berdasarkan hasil survei pertanian produksi tanaman sayuran di Indonesia luas areal panen wortel nasional mencapai 13.398 hektar yang tersebar di 16 propinsi yaitu; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya.
Produktivitas wortel di Indonesia masih rendah. Pada tahun 2007 hasil rata-rata nasional baru mencapai 9,43 ton/hektar, kemudian tahun 2008 hanya 8,90 ton/hektar, dan tahun 2009 sekitar 12,89 ton/hektar. Rendahnya hasil rata-rata tersebut antara lain dikarenakan masih terbatasnya varietas wortel unggul dan teknik budidaya yang belum intensif. Disamping itu, paket teknologi budidaya hasil penelitian komoditas wortel relatif masih terbatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar